Breaking News:

Top 5 News

5 Berita Terpopuler: dari Suara Azan Misterius hingga Ahok-Djarot 'Dihukum' Megawati

Berbagai fakta tersaji dan menjadi berita yang menghebohkan tanah air.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati
Net/Kolase

TRIBUNWOW.COM - Berbagai fakta tersaji dan menjadi berita yang menghebohkan tanah air, dari suara azan misterius hingga Ahok-Djarot 'dihukum' Megawati menjadi pertimbangan hangat para penikmat berita.

Dihimpun Tribunwow.com, berikut adalah lima berita popular yang paling banyak dikunjungi oleh pembaca pada Rabu (8/3/2017).

1. Suara Azan Misterius Berkumandang Saat Angin Kencang

Suara azan terlantun di tengah angin kencang yang melanda Kota Surabaya, Selasa (7/3/2017).

Suara tersebut dikumandangkan oleh seseorang di kawasan Jalan Ahmad Yani yang sedang berteduh.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar," lantun warga dengan suara meninggi yang saat itu sedang menyelamatkan diri dari serbuan angin kencang, seperti yang dikutip dari Surya.

Baca: Mencengangkan! Suara Azan Misterius Berkumandang Saat Angin Kencang, Lihat Videonya!

Kejadian tersebut sempat direkam oleh Agus Susanto dari Surya.co.id.

Lokasi Agus saat itu berada di depan Polda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya.

Dalam video tersebut tampak sebuah tenda terlempar jauh terbawa tiupan angin kencang.

Angin kencang tersebut berhembus sekitar pukul 15.30 WIB.

Peristiwa tersebut menyebabkan puluhan pohon tumbang dan menimpa banyak kendaraan di Jalan Ahmad Yani.

Suara azan misterius juga pernah terdengar di Sragen, Jawa Tengah.

Azan tersebut terdengar tiap tengah malam hingga menjelang dini hari.

Fenomena azan tersebut menjadi perbincangan karena terdengar tak lazim lantaran terdengar bukan pada waktu menjelang salat wajib.

Suara azan itu juga masih menjadi misteri lantaran hingga kini belum ditemukan lokasi masjid atau musala sumber adzan.

2. Dua Tahun Memimpin, Jokowi Dinilai Ugal-Ugalan

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menilai, dua tahun pertama pemerintah Jokowi-JK, perekonomian dijalankan secara ugal-ugalan.

"Dua tahun pertama, Jokowi ini ugal-ugalan. Growth turun, tapi (target penerimaan) pajak dinaikkan luar biasa," kata Faisal dalam diskusi bertajuk Indonesia's Economic Outlook 2017, di Jakarta, Selasa (7/3/2017) malam.

Faisal mengungkapkan, tahun 2015 pemerintah mematok target penerimaan pajak APBN-P sebesar Rp 1.489 triliun atau 29,8 persen dari realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.147 triliun.

Baca: Dua Tahun Memimpin Indonesia, Jokowi Dinilai Ugal-ugalan

Menurutnya, target yang hampir mencapai 30 persen itu, mustahil direalisasikan mengingat perekonomian masih melambat.

Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 hanya 5,02 persen, melambat dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 5,58 persen.

Bahkan kalaupun dilakukan extra effort, ia memperkirakan penerimaan pajak hanya tumbuh sekitar 11 persen.

Pada tahun 2016 pemerintah kembali mematok target penerimaan pajak APBN-P sebesar Rp 1.539 triliun atau 24,11 persen dari realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.240 triliun.

Target pertumbuhan 24,11 persen ini cukup ambisius melihat realisasi pertumbuhan ekonomi 2015 kembali melambat hanya mencapai 4,79 persen dan menjadi pertumbuhan ekonomi terendah sejak 2009.

'Keugal-ugalan' yang diulang ini pun mengakibatkan realisasi penerimaan pajak 2016 hanya mencapai Rp 1.284 triliun. Itu pun, kata Faisal, sudah memasukkan penerimaan dari pengampunan pajak yang sebesar Rp 103,3 triliun.

3. Malaysia dengan Korea Utara Semakin Memanas

Hubungan Malaysia dengan Korea Utara semakin memanas pasca kematian saudara tiri Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Malaysia marah setelah Korea Utara lantaran menuding Malaysia bersekongkol dengan Korea Selatan dalam kasus pembunuhan Kim Jong Nam.

Sementara itu, Pihak kepolisian Malaysia juga menduga ada keterlibatan Diplomat Pyongyang dalam pembunuhan Kim Jong Nam tersebut.

Baca: Akankah Terjadi Perang Antara Malaysia dengan Korea Utara, Lihat Sikap Keduanya Semakin Memanas!

Hingga saat ini, kedua negara masih saling berbalas sikap.

Hubungan keduanya memanas dan belum mendapat penyelesaian.

Kedua negara tersebut kini saling mengusir duta besar masing-masing negara.

Kang Chol yang menjabat sebagai Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia kini harus pergi dari Malaysia.

Mendengar bahwa pihak Malaysia telah mengusir Duta Besar Korea Utara dari Malaysia.

Korea Utara lantas melakukan hal yang sama dan Duta Besar Malaysia kini diusir dari Pyongyang.

Kedua negara juga saling menyandera, diketahui kini Pemerintah Korea Utara melarang 11 warga negara Malaysia untuk keluar dari Pyongyang.

4. Ahok Mengungkap Rahasia Mengejutkan Veronica Tan

Hari Perempuan Internasional, Ahok tak lupa mengucapkan selamat untuk istrinya juga para warga terutama kaum hawa.

Ahok ungkapkan hal mengejutkan tentang kiprah Veronica Tan istrinya di Rusunawa.

basukibtp
instagram.com/basukibtp

Veronica Tan di Rusunawa ternyata mengajarkan kewirausahaan dan membatik.

Baca: Postingan Ahok Mengungkap Rahasia Mengejutkan Veronica Tan di Rusunawa

Ungkapan Ahok tersebut diunggah melalui akun Instagramnya.

5. Ahok-Djarot Kalah, Kader PDIP 'Dihukum' Megawati

Seluruh kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bertugas untuk memenangkan pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Terutama bagi kader yang merupakan anggota DPRD, DPR RI, serta menjadi bupati, wali kota, dan gubernur.

Anggota DPR RI dari fraksi PDI-P, Charles Honoris mengungkapkan bahwa tiap anggota dewan telah diberikan wilayah pengampuan.

Baca: Jika Ahok-Djarot Kalah, Kader PDIP Dihukum Megawati

Charles sendiri, wilayah pengampuannya di Kecamatan Kebon Jeruk.

"Jadi saya punya tugas untuk bisa memenangkan (Ahok-Djarot) di Kebon Jeruk," kata Charles, di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2017).

Imbauan untuk kader PDIP ini juga berlaku untuk semua anggota dewan fraksi PDI-P dari seluruh Indonesia.

PDI-P juga menurunkan kadernya yang menjabat Bupati, Wali Kota, dan Gubernur untuk memenangkan Ahok-Djarot.

"Jadi kepala daerah, seperti Bupati dan Wali Kota dari PDI-P datang ke Jakarta, serta pimpinan DPRD untuk bekerja demi kemenangan Ahok-Djarot," kata Charles.

Ada konsekuensi yang akan diterima tiap kader, jika Ahok-Djarot kalah di wilayah pengampuan. (Tribunwow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)Presiden Joko Widodo (Jokowi)Surabaya
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved