Breaking News:

Film Dokumenter Karya Anak Bangsa Bongkar Cara ISIS Merekrut Lewat Media Sosial

Berbagai film karya anak bangsa diputar dalam festival yang berlangsung sepanjang bulan Maret 2017 dan film dokumenter "Jihad Selfie" menjadi pembuka

Penulis: Cornelia Putri Indriastuti
Editor: Noorchasanah Anastasia

TRIBUNWOW.COM - Film "Jihad Selfie" karya Noor Huda Ismail menjadi film pembuka di rangkaian Festival Film of the Archipelago di Bioskop Deptford, London, Inggris.

Noor Huda Ismail atau biasa dipanggil Huda merupakan seorang penulis, sutradara, dan aktivis berkewarganegaraan Indonesia.

Festival Film of the Achipelago sendiri merupakan rangkaian Festival Film Indonesia yang diadakan di London, Inggris.

Baca: Cinta Laura Panen Pujian Netizen Setelah Unggah Video Ini

Berbagai film karya anak bangsa diputar dalam festival yang berlangsung sepanjang bulan Maret 2017 dan film dokumenter "Jihad Selfie" menjadi pembuka festival ini.

Dilansir dari website resmi Kedutaan Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Indonesianembassy.org.uk, Sabtu (4/3/2017), film "Jihad Selfie" telah diputar di Bioskop Deptfort dan berhasil menarik antusiasme penonton di London.

"Jihad Selfie" memberikan gambaran mengenai cara ISIS melakukan perekrutan di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Dilansir dari website resmi film "Jihad Selfi", Jihadselfie.com, tertulis deskripsi singkat mengenai film tersebut.

Baca: Momen Titi Rajo Bintang Terjatuh saat Main Drum, Enggak Fokus?

Diawali dengan sebuah kalimat tanya "Apa itu Jihad Selfie?" Noor Huda Ismail menjabarkan mengenai proses pembuatan film ini.

Berikut tulisan lengkap Huda dalam website tersebut:

"Salah satu pilar penting dalam hukum Romawi untuk mencari kebenaran adalah “audiatur et altera pars” atau keharusan kita “mendengarkan suara pihak lain”.

Terinspirasi dari prinsip inilah, saya membuat film dokumenter “Jihad Selfie” secara independen.

Melalui film ini, saya berusaha mendengarkan langsung “suara pihak lain” agar saya bisa mendapatkan gambaran yang lebih utuh terhadap sebuah fenomena baru, di mana remaja-remaja direkrut oleh kelompok kekerasaan melalui sosial media.

Mereka yang direkrut itupun para remaja yang tidak ada ikatan sama sekali dengan jaringan kelompok kekerasaan lama yang sudah dikenal di Indonesia.

Teknik Cinéma vérité ala Jean Rouch saya adopsi.

Teknik ini mengikuti kehidupan narasumber film tanpa skrip awal dari sutradara, dan memberi kesempatan bagi penonton untuk ikut mendengarkan suara-suara dari berbagai pihak.

Saya bertemu narasumber utama film ini, Akbar Maulana, remaja 16 tahun dari Aceh secara tidak sengaja di sebuah warung kebab di Kayseri Turki pada bulan Juni 2014.

Akbar mendapatkan beasiswa setingkat SMA dari pemerintah Turki untuk belajar agama di SMA Imam Hatib, Kayseri.

Waktu itu, ia sedang galau karena dua temannya yang juga dari Indonesia telah bergabung dengan ISIS melalui sosial media.

Nah sekarang cukup dengan sosial media saja sudah mampu membuat remaja tanggung seperti Akbar ini kepincut dengan propaganda 'Daesh' di sosial media.

Melihat fenomena ini tentu sangat menganggu diriku yang dulu pernah seumuran Akbar juga ingin menjadi bagian dari sebuah perubahan besar.

Dulu perekrut mendatangiku secara personal.
Bahwa kemudian kelompok kekerasan dan anti toleran kemudian memakai media sosial itu adalah konsekuensi logis karena mereka juga para manusia seperti kita yang ingin terus menyebarkan ideologi-ideologi dodol mereka itu.

-Noor Huda Ismail"

Pemutaran film "Jihad Selfie" di London juga dihadiri oleh Anton Alifandi, analis politik dan keamanan Asia Tenggara dari IHS Markit Country Risk, dan Dr Michael Buehler, pakar mengenai Indonesia dan Islam dari SOAS University.

Mereka berperan sebagai pembicara dalam diskusi singkat yang diadakan setelah pemutaran film "Jihad Selfie".

Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia Dr Rizal Sukma juga hadir dalam pemutaran film ini.

Rizal memberikan apresiasi atas terselenggaranya Films of the Archipelago dan mengahrapkan film-film Indonesia dapat menjadi media diplomasi budaya Indonesia di Inggris.

Selain film dokumenter "Jihad Selfie" dalam festival film tersebut juga diputar film "The Raid", "Street Punk! Banda Aceh", "Jalanan", "Maryam; Lovely Man", "Headshot", dan "Pintu terlarang".

Selengkapnya tonton video di atas! (*)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
LondonInggrisISIS
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved