Inilah Pernyataan Ahok-Djarot, Anies-Sandi dan KPU terkait 'Insiden' Rapat Pleno
TribunWow.com sajikan pernyataan tiga pihak yakni Ahok-Djarot, Anies-Sandi dan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta terkait Rapat Pleno.
Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Insiden Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat memutuskan meninggalkan Ruang Flores Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (4/3/2017) sebelum rapat pleno terbuka KPUD Jakarta mengenai putaran kedua Pilkada Jakarta dimulai.
Baca: Ahok-Djarot Tinggalkan Acara Penetapan Paslon oleh KPU, Ini Penyebabnya!
TribunWow.com sajikan pernyataan tiga pihak yakni Ahok-Djarot, Anies-Sandi dan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta.
1. Pihak Ahok-Djarot
Tim Sukses Ahok-Djarot pun menceritakan kronologi walkout-nya Ahok-Djarot dari Rapat Pleno KPUD Jakarta.
Berdasarkan keterangan Nana Riwayatie, Kakak Angkat Ahok yang mendampingi Ahok-Djarot di acara tersebut, undangan KPU acara dimulai pukul 19.00 WIB.
Baca: Kronologi Ahok-Djarot Tinggalkan Rapat Pleno KPUD DKI Jakarta Versi Timsesnya!
Ahok-Djarot sudah berada di lokasi pukul 18.55 WIB.
Pasangan calon lainnya baru datang pukul 19.30 WIB, tetapi langsung masuk ruangan tertutup untuk koordinasi dengan tim suksenya.
Sampai pukul 19.45 WIB,di tempat acara tidak ada KPUD yang berada di ruangan.
Ahok-Djarot sempat menanyakan ke Ketua KPU namun jawabannya masih menunggu pasangan calon nomor 3 yang masih rapat.
Akhirnya, Ahok-Djarot meninggalkan ruangan, namun keduanya sempat menyalami anggota KPUD Jakarta sekaligus menyampaikan kritik karena acara tidak dimulai tepat waktu.
Sebelum meninggalkan lokasi Ahok dan Djarot sempat berdiskusi dengan beberapa tim sukses.
Setelah Ahok-Djarot pergi, acara pun dimulai pukul 20.30 WIB.
2. Pihak Anies-Sandi
Sandi membantah dirinya dan Anies datang telat.
Sebab, ia menyebut baik dirinya maupun Anies datang sebelum pukul 19.30.
Pantauan Kompas.com, Anies dan Sandi datang bersamaan pada sekitar pukul 19.20 WIB.
Sebelum masuk ke ruang acara, keduanya sempat meladeni sesi wawancara dengan para wartawan.
Menurut Sandi, saat tiba di lokasi acara, baik dirinya maupun Anies langsung diminta komisioner untuk masuk dulu ke ruang tunggu.
"Kita tepat waktu dan sudah mengikuti arahan dari KPU DKI," ujar Sandi.
Sandi juga menyebut dirinya juga punya banyak agenda.
Namun ia menilai rapat pleno penetapan pasangan cagub-cawagub untuk Pilkada DKI putaran kedua di Hotel Borobudur lebih penting.
Ia melontarkan hal itu menanggapi pasangan cagub-cawagub nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat yang meninggalkan lokasi rapat pleno karena menganggap acara "ngaret".
"Sebetulnya saya banyak sekali agenda, ada empat acara, tetapi ini kan prioritas. Warga Jakarta menunggu hasil pleno dan KPU DKI sudah bekerja tanpa lelah dan berusaha secara profesional. Makanya kita datang ke sini dan masih ada dua kawinan lagi," kata Sandi.
3. KPUD DKI Jakarta
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta (KPU DKI), Sumarno menilai, ada kesalahpahaman antara KPU dan pihak Ahok-Djarot.
"Sebenarnya bukan keterlambatan, kami kan menunggu, kami nunggu supaya paslon (pasangan calon) itu semua hadir," kata Sumarno.
Berdasarkan undangan yang dirilis KPU DKI, rapat pleno sedianya dilangsungkan mulai pukul 19.30 WIB.
Namun, sampai dengan pukul 20.00 WIB tak ada tanda-tanda acara akan dimulai.
Sementara Pihak Ahok mengaku sudah hadir di Hotel Borobudur sejak pukul 19.00 WIB.
Menurut Sumarno, meskipun sudah tiba hotel Borobudur, namun pihak Ahok-Djarot tidak berada di ruangan yang menjadi lokasi acara.
Tetapi menunggu di ruangan lain yang bukan disediakan KPU.
"Padahal sudah ada ruang tunggu untuk pasangan calon. Disiapkan ruang VIP. Kan kita awali dengan makan malam, disiapkan makan malamnya," kata Sumarno.
Menurut Sumarno, seandainya pihaknya juga mengetahui bahwa pihak Ahok-Djarot ada di ruangan lain tersebut, rapat akan dimulai sesuai jadwal.
"Kalau memang tadi seandainya sudah tahu, dan karena memang yang tadi juga sudah hadir. Kita bisa mulai lebih awal," kata Sumarno.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta (KPU DKI), Sumarno mengaku telah meminta maaf kepada calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Permintaan maaf tersebut disampaikan Sumarno terkait kesalahpahaman waktu dimulainya rapat pleno penetapan pasangan cagub-cawagub untuk Pilkada DKI 2017 putaran kedua yang digelar di Hotel Borobudur, Sabtu (4/3/2017).
"Sudah saya sampaikan ke Pak Ahok dan Pak Djarot," ujar Sumarno usai acara.
Meskipun sudah meminta maaf, menurut Sumarno, Ahok masih belum menerima adanya kesalahpahaman tersebut. "Pak Ahok sedang kurang berkenan kan, biasalah," kata dia. (Kompas.com/TribunWow.com/Tinwarotul Fatonah)