Kedatangan Raja Arab Saudi
Raja Salman ke Bali, 39 Penerbangan Delay
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud dijadwalkan akan mengunjungi Bali pada Sabtu (4/3/2017).
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud dijadwalkan akan mengunjungi Bali pada Sabtu (4/3/2017) dan tiba sekitar pukul 17.45 WITA di Bandara Ngurah Rai.
Kepala Humas Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim mengungkapkan, akan ada 39 penerbangan yang delay saat Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulazis Al Saud tiba di Bandara Ngurah Rai.
Hal tersebut disebabkan adanya penutupan Bandara Ngurah Rai saat kedatangan Raja Salman.
"Total 39 penerbangan yang akan delay dengan rincian 22 penerbangan domestik dan 17 penerbangan international," kata Arie saat ditemui Tribun Bali di Bandara Ngurah Rai Sabtu (4/3/2017).
Penerbangan domestik yang mengalami penundaan, di antaranya adalah 14 penundaan keberangkatan dan 8 penundaan kedatangan.
Sementara itu, untuk penerbangan internasional, akan ada 9 penundaan keberangkatan dan 8 penundaan kedatangan.
Penundaan tersebut akan berlangsung selama 45 menit, dimulai sejak pukul 17.30 sampai 18.15 Wita.
"Penghentian penerbangan akan berlangsung selama 45 menit saat kedatangan Raja Salman," kata Arie.
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah merilis pengumuman jadwal kedatangan Raja Salman yang berdampak pada penerbangan pesawat di Bali.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Bintang Hidayat, mengimbau kepada seluruh Badan Usaha Angkutan Udara dan Perusahaan Angkutan Udara Asing dapat melakukan tindakan antisipasi awal untuk meminimalisasi dampak yang terjadi.
“Tindakan ini seperti perubahan waktu penerbangan (slot time), perubahan tipe pesawat, maupun kendala operasional lainnya yang mungkin terjadi,” ujarnya kepada Tribun Bali.
Sebanyak tujuh Badan Usaha Angkutan Udara yang maskapainya terdampak dengan agenda kedatangan pesawat Raja Salman telah mendapat imbauan tersebut.
Badan Usaha penerbangan domestik yang mendapat imbauan tersebut adalah, PT Garuda Indonesia Station Denpasar, PT Batik Air Station Denpasar, PT Wings Abadi Airlines Station Denpasar, PT Lion Mentari Airlines Station Denpasar, PT Citilink Indonesia Station Denpasar, dan PT Indonesia Air Asia Station Denpasar.
Untuk Badan Usaha penerbangan internasional yakni Station Manager Air Asia Berhad Station Denpasar, SM Hongkong Airlines, SM KLM Royal Dutch, SM Malindo Airlines, SM Qatar Airways, SM Singapore Airlines, SM Tiger Airways, dan SM Virgin Australia.
Sementara itu, untuk ground handling, terdapat enam perusahaan, yakni GM PT Gapura Angkasa Station Denpasar, Pimpinan PT Execujet, SM PT Jasa Angkasa Semesta, SM PT Sari Rahayu Biomantara, SM PT Prathita Titiannusantara (PTN), dan SM PT Enggang Airport Services (EAS).
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Janus Suprayogi, menjamin bahwa semuanya akan terkendali.
“Pengumuman terdampak ini kan memungkinkan terjadi beberapa hal, seperti delay saat pesawat rombongan raja turun di Bali. Saya rasa semua maskapai sudah sangat paham dan mengerti akan hal ini,” katanya kepada Tribun Bali.
Pihaknya telah mengimbau dan berkoordinasi di lapangan, dan mengantisipasi apabila terjadi delay.
“Ini juga kan tidak lama, jadi saya rasa masih terkendalilah,” imbuhnya.
Ia juga mempersiapkan hiburan musik di terminal untuk penumpang yang terdampak delay.
“Bisa musik tradisional, ya nanti buat hiburan,” katanya.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak maskapai supaya menyiapkan stand-stand khusus apabila ada penumpang yang ingin me-refund atau menjadwal-ulang penerbangannya.
Refund atau Reschedule
VP Corporate Communications Garuda Indonesia, Benny Siga Butarbutar, mengaku siap melakukan penyesuain jadwal dan antisipasi.
“Kalau memang ada penyesuaian, tentu kami akan menyesuaikan sesuai arahan tersebut. Kami pun akan melakukan beberapa langkah antisipatif,” katanya dikutip dari Tribun Bali.
Pihak Garuda telah memberikan opsi kepada penumpang Garuda Indonesia untuk me-refund atau menjadwal-ulang penerbangan pada 4 Maret 2017.
“Kalau terjadi delay, biasanya opsi dua ini yang kami tawarkan,” tegasnya.
Selain itu, Garuda Indonesia juga menawarkan pengalihan lokasi tujuan, yakni ke Surabaya atau Yogyakarta, baru setelahnya menuju Bali dengan kendaraan lain.
Sementara itu, Distric Manager Sriwijaya Air Group Bali, Ahmad Yani, mengatakan tidak ada pembatalan penerbangan pada hari kedatangan rombongan kerajaan ini.
Namun pihaknya mengaku siap menyediakan refund atau reschedule.
“Kalau harus refund atau reschedule tentu tetap kami sediakan bila terjadi long delay,” katanya.
Ahmad Yani juga mengatakan bahwa antisipasi juga dilakukan oleh Sriwijaya dan Nam Air.
Khususnya untuk pesawat yang bermalam di Bali, penerbangan akan dialihkan ke Jakarta dan Makassar mulai tanggal 4-9 Februari 2017.
“Yang reguler hanya satu penerbangan SJ261 Bali-Jakarta kami berangkatkan selesai Notam,” cetusnya.
District Sales Manager Citilink Bali, Jerrymias, mengatakan belum ada mandat khusus terhadap Citilink di Bali terkait kedatangan Raja Salman ini.
Namun Citilink akan menyesuaikan jadwal penerbangan terkait kunjungan Raja Salman.
Sementara itu, Manager Humas Lion Air Group, Andy M Saladin, menjelaskan terkait rencana kunjungan Raja Salman ke Bali, pihaknya telah memberikan imbauan kepada penumpangnya akan adanya penyesuaian.
“Kami mengimbau kepada seluruh penumpang, baik Lion Air, Batik Air, Wings Air, dan Malindo Air, yang berangkat dari Bandara I Gusti Ngurah Rai pada 4 Maret 2017, agar sudah berada di bandara dua jam sebelum waktu keberangkatan,” katanya.
Pihaknya melakukan langkah tersebut untuk antisipasi kemacetan, dan supaya keberangkatan lebih cepat ke bandara sebelum iring-iringan kerajaan datang.
Ia mengaku jika penerbangan pada tanggal 4 Maret berjalan seperti biasa, tetapi waktu keberangkatannya akan menyesuaikan.
“Tetapi waktu keberangkatan akan menyesuaikan dengan situasi dari kunjungan Raja Salman yang akan mendarat di Bali pada tanggal itu,” tandasnya.
Kedatangan Raja Salman akan disambut Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.
Ia akan mengenakan pakaian adat Bali dalam penyambutan tersebut.
Pakaian adat tersebut dipilih untuk menunjukkan identitas budaya Bali di depan Raja Salman.
“Nanti yang akan jemput Gubernur, Pangdam, Kapolda, dan Menteri Pariwisata,” kata Pastika kepada Tribun Bali di depan kantor Gubernur Bali, Denpasar, Kamis (2/3/2017).
Ia akan memakai pakaian adat tanpa menggunakan keris.
“Beliau (Raja Salman) kan pakai pakaian adat Arab, saya pakai pakaian adat Bali biar jelas begitu loh. Pakaian adat biasa saja, ga mewah-mewah sampai pakai keris," ujarnya.
Rombongan Raja Salman akan disambut dengan tarian pendet oleh 50 penari cilik dan 25 penabuh gamelan. (Tribun Bali/Tribunwow.com/Fachri Sakti Nugroho)