Pilgub DKI Jakarta
4 Partai Pengusung AHY-Sylvi Ini Menentukan Sikapnya Di Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta
Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni telah menyatakan kekalahannya melalui konferensi pers
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni telah menyatakan kekalahannya melalui konferensi pers menanggapi hasil perhitungan cepat (quick count) Pilkada DKI Jakarta 2017 di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/2/2017) malam.
Dikutip dari Tribunnews.com, menurut hasil penghitungan Litbang Kompas, suara tertinggi diperoleh pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang memperoleh suara 42,88 persen.
Disusul Anies Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 39,74 persen, sedangkan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mendapat 17,38 persen.
Kekalahan Agus-Sylvi ini menjadikan mereka tidak bisa ikut dalam Pilkada Putaran Kedua.
Baca: Beginilah Ekspresi AHY saat Mengakui Kekalahannya di Pilkada DKI
Muncul berbagai pendapat mengenai kemanakah suara partai pendukung Agus-Sylvi tersebut akan berlabuh di putaran kedua.
Agus-Sylvi didukung oleh empat partai, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat.
Dikutip dari Tribunnews.com, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengaku belum mengambil sikap pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
"Kami musyawarah dulu dengan struktur dan para pemangku kepentingan partai yang utama seperti para alim ulama dan tokoh senior partai," kata Sekjen PPP Arsul Sani ketika dikonfirmasi, Kamis (16/2/2017).
Arsul mengatakan pihaknya membuka diri berkomunikasi kepada tim pemenangan pasangan Anies-Sandi dan Ahok-Djarot.
Hal itu jika KPU telah menetapkan kedua pasangan itu masuk putaran kedua.
"Kami harus terbuka berkomunikasi dengan tim mereka soal bagaimana ekspektasi mereka terhadap kami. Yang tidak kalah penting PPP juga harus tunggu hasil rekap KPU karena itu yang resmi," kata Arsul.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengaku tengah menunggu ketetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebelum bersikap di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
Wasekjen PKB Daniel Johan menuturkan pihaknya akan berkomunikasi kepada sejumlah pihak.
"Iya tentu, nanti kita akan mendengarkan berbagai pihak, komunikasi politik maupun suara-suara basis dan struktur," kata Daniel melalui pesan singkat, Kamis (16/2/2017).
Daniel menuturkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum memberikan arahan usai putaran pertama.
Sementara itu, Partai Amanat Nasional (PAN) mengaku belum beruntung di Pilkada DKI Jakarta.
"Khusus Jakarta karena Jakarta memakan energi yang besar dan perhatian yang besar. Saya juga terima kasih atas dukungan mendukung Agus dan kami memang belum beruntung," kata Zulkifli Ketua Umum PAN di Gedung DPR kepada Tribunnews.com, Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Mengenai sikap PAN di putaran kedua, Zulkifli menuturkan pihaknya belum menentukan pilihan.
PAN akan menggelar rapat terlebih dahulu sebelum bersikap.
"Itu nanti karena kita belum merapat nanti kita akan rapatkan dan tentu kita akan koordinasi dengan teman-teman yang lain," kata Zulkifli.
Sementara itu, Partai Demokrat kini tengah melakukan konsolidasi ke dalam.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Roy Suryo, mengatakan konsolidasi ini dilakukan untuk menentukan langkah Partai Demokrat selanjutnya dalam pemberian dukungan untuk dua kandidat Pilkada DKI Jakarta yang tersisa.
Ia juga meminta publik untuk bersabar terkait penentuan dukungan partainya dalam pilkada kali ini.
"Berikan kami waktu, kami sedang konsolidasi ke dalam untuk menentukan ke depannya," ujar Roy Suryo kepada Tribunnews.com, Kamis (16/2/2017).
"Toh istilahnya Belanda masih jauh, waktu masih panjang. Pemilihan juga masih ada waktu dua bulanan," tambahnya.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, juga angkat bicara terkait ke mana partai pengusung AHY-Sylvi ini akan merapat.
Saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Kamis (16/2/2017), ia mengatakan bahwa PPP dan PKB berpotensi merapat ke kubu Basuki-Djarot.
"Saya tak bisa bayangkan mereka (PPP dan PKB) mendukung Prabowo (Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra) dalam konteks ini," ungkapnya.
Menurut Yunarto, posisi PPP dan PKB sebagai pendukung pemerintah merupakan posisi yang membuat kedua partai itu dinilai kecil kemungkinan bergabung dengan Anies-Sandi, pasangan calon yang diusung Ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Sementara PAN, masih bisa terbuka kemungkinan bergabung dengan Ahok-Djarot meskipun kecil.
Soalnya, meski merupakan partai pendukung pemerintah, PAN dinilai akan terganjal oleh Amien Rais, ungkap Yunarto. (Tribunnews.com/Tribunwow.com/Fachri Sakti Nugroho)