Yenny Wahid: "Pak SBY Tinggal Temui Langsung Pak Presiden dan Kapolrinya, Jangan Curhat di Sosmed"
Yenny Wahid, Direktur Eksekutif The Wahid Institute, menyayangkan sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang curhat melalui akun Twitternya.
Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
Laporan Wartawan TribunWow.com, Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Yenny Wahid, Direktur Eksekutif The Wahid Institute, menyayangkan sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang curhat melalui akun Twitternya.
Kicauan SBY itu dibuat saat terjadi aksi unjuk rasa di depan rumah baru SBY di Kuningan, Jakarta.
Menurut anak kedua Gus Dur ini, SBY bisa langsung bertanya pada Presiden dan Kapolri secara langsung, tidak melalui media sosial.
"Sebenarnya kalau Pak SBY mau bertanya kepada Pak Presiden dan Kapolri, bisa langsung saja, tidak perlu lewat dunia sosial," ujar Yenny dilansir dari Kompas.com.
Yenny bahkan mengaku tersenyum membaca tanggapan netizen terhadap kicauan SBY.
Sampai-sampai ia juga mengikuti cara netizen berkicau di twitter dengan #SayaBertanya Kepada Bapak Presiden dan Kapolri.
"#SayaBertanya, kalau saya nggak hafal nama2 ikan apakah saya masih boleh ikutan kuis berhadiah sepeda?" tulis Yenny di akun Twitternya.
Dunia maya yang sangat mudah mumunculkan reaksi netizen baik positif maupun negatif.
"Kita semua kan sayang Pak SBY. Kita wajib mengingatkan beliau bahwa dunia media sosial itu kejam. Kasihan kalau beliau nanti di-bully oleh orang-orang di medsos," katanya.
Yenny menilai pernyataan di media sosial seharusnya tidak dikeluarkan secara langsung oleh SBY karena bisa dimaknai berbagai tafsir oleh publik.
Menurut Yenny, pernyataan politik lebih baik dilontarkan oleh kader Partai Demokrat.
"Ini kan persoalan sensitif menjelang Pilkada. Saya berharap kalau ada kegundahan apa pun, Pak SBY lebih memilih untuk bisa berkomunikasi langsung dengan Pak Jokowi di ruang privat, bukan di ruang publik," ucap Yenny.
Yenny menyebutkan bahwa aksi unjuk rasa merupakan bagian dari alam demokrasi. Untuk itu, lanjut dia, SBY tidak perlu merasa khawatir terhadap keselamatannya.
Terlebih lagi, rumah tersebut dijaga oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
"Saya rasa tidak perlu dikhawatirkan. Sikapi dengan sikap cool saja sehingga tidak memantik terlalu banyak persoalan," ujar Yenny.
Meski demikian, Yenny menyayangkan aksi unjuk rasa tersebut digelar di kompleks perumahan.
Ia juga mengaku tidak mengetahui adanya wacana arahan terhadap aksi tersebut
Melalui akun Twitter pribadinya, SBY mengungkapkan adanya unjuk rasa tersebut.
"Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*," tulis SBY melalui akun @SBYudhoyono.
SBY menegaskan bahwa dalam undang-undang, tak dibolehkan unjuk rasa di rumah pribadi. Polisi juga tidak pernah memberitahunya mengenai unjuk rasa ini.
"Kemarin yg saya dengar, di Kompleks Pramuka Cibubur ada provokasi & agitasi thd mahasiswa utk "Tangkap SBY". *SBY*," tulisnya.
SBY pun bertanya kepada Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian apakah ia tidak memiliki hak untuk tinggal di negeri sendiri.
"Saya hanya meminta keadilan. Soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kpd Allah Swt. *SBY*".
Aksi demonstrasi di depan rumah SBY itu sendiri berakhir setelah dibubarkan oleh kepolisian.(*)