Breaking News:

Kabar Tokoh

Debat Panas dengan Kapitra Ampera soal Puisi Neno Warisman, Haikal Hassan: Jangan Jadi Baperan

Kapitra Ampera dan Haikal Hassan terlibat debat panas dalam acara ILC, ketika membahas soal puisi Neno Warisman.

Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Lailatun Niqmah
Capture/YouTube/Indonesia Lawyers Club
Kapitra Ampera dan Haikal Hassan terlibat perdebatan soal polemik puisi Neno Warisman saat menjadi narasumber di acara ILC, Selasa (26/2/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Debat seru terjadi antara Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Kapitra Ampera, dan Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Haikal Hassan.

Perdebatan keduanya tampak dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang mengusung tema 'Perlukah Pernyataan Perang Total Dan Perang Badar?' pada Selasa (26/2/2019).

Keduanya saling cecar mengenai polemik puisi Neno Warisman yang kini ramai diperbincangkan.

Mulanya, Kapitra Ampera menyatakan bahwa tak seharusnya agama dihubung-hubungkan kedalam ranah politik.

Pernyataan itu ia sampaikan untuk menyinggung puisi Neno Warisman yang disampaikan pada Malam Munajat 212, Kamis (21/2/2019).

"Agama apa pun tidak boleh dinista oleh siapa pun, perang apa pun yang memakai perang instrumen militer, tidak boleh ada dalam pilpres maupun pemilu," kata Kapitra Ampera.

"Nah yang lebih khawatir lagi, yang lebih kuat daripada peralatan perang adalah kata-kata yang menggoncangkan arsy."

"Tidak ada lagi yang menyembah-Mu," imbuhnya.

Belum selesai menyampaikan pernyataanya, Haikal Hassan tampak langsung memotong pembicaraan Kapitra Ampera.

"Itu Pak Kapitra enggak bisa bantah, itu doa yang dicontohkan oleh Nabi," ujar Haikal Hassan

"Kalau muatannya doa, enggak bisa diralat," tambahnya

Kapitra Ampera dan Haikal Hassan terlibat perdebatan soal polemik puisi Neno Warisman saat menjadi narasumber di acara ILC, Selasa (26/2/2019).
Kapitra Ampera dan Haikal Hassan terlibat perdebatan soal polemik puisi Neno Warisman saat menjadi narasumber di acara ILC, Selasa (26/2/2019). (Capture/YouTube/Indonesia Lawyers Club)

 

Polemik Puisi Munajat, Neno Warisman Jelaskan soal Pornografi sehingga Butuh Pemimpin yang Berpihak

Pernyataan tersebut langsung ditanggapi Kapitra Ampera.

"Betul, tapi ini kan dalam konteks yang berbeda dan Neno bukanlah seorang nabi," jawab Kapitra Ampera.

"Nah kalau dia sudah di depan umum publik jutaan orang, tentu pasti ada dikotomi karena bagaimana pun, Neno punya peristiwa-peristiwa sebelum Munajat 212 itu," kata Kapitra Ampera.

Masih belum selesai memaparkan argumennya, kembali Haikal Hassan menyela pembicaraan Kapitra Ampera.

"Kepanjangan kalau Pak Kapitra membawa ke ranah hukum, dengan latar belakang Pak Kapitra yang orang hukum kepanjangan," sahut Haikal Hassan.

"Gini aja Pak Kapitra jangan jadi baperan, yang pertama kali menyatakan perang total adalah Pak Moeldoko, alangkah baiknya kalau Pak Kapitra itu menyampaikan dulu ke Pak Moledoko."

"Dan tidak perlu ditafsirkan lagi apa yang dikatakan Neno sebagai perang badar. Enggak perlu lagi saya rasa," sambungnya kemudian.

Terkait hal itu, Kapitra Ampera kemudian menjelaskan supaya jangan membawa hal-hal sensitif untuk masyarakat.

Ia juga mengajak agar semuanya berdemokrasi tanpa perang.

"Mari kita berdemokrasi dengan matang dan dewasa lalu tanpa perang," ucap Kapitra Ampera.

Namun ajakannya itu disanggah oleh Haikal Hassan.

Jawaban Neno Warisman saat Ditanya Apakah Puisi Munajat untuk Menjawab Perang Total Moeldoko

Dengan nada meninggi, Haikal Hassan lantas menyinggung reaksi kubu 02 saat Moeldoko mengatakan perang total.

Begitu pula reaksi kubu 01 saat mendengar puisi dari Neno Warisman.

"Pada waktu Pak Moeldoko ngomong perang total tidak ada tanggapan yang berarti dari kubu 02. Tapi ketika Mbak Neno ngomong begitu, semua berbicara sampai wakil calon presiden hingga ketua-ketua partai berbicara." Haikal Hassan.

"Sekarang yang baper itu siapa," sambungnya.

Tampak kondisi perdebatan antara kedua semakin memanas.

Lantas pembawa acara Karni Ilyas memberikan waktu untuk Kapitra Ampera menutup perdebatan tersebut.

"Oke, kita sampaikan kepada semua pihak bahwa demokrasi tanpa perang," ucap Kapitra Ampera.

"Iya saya setuju," jawab Karni Ilyas.

Simak videonya di menit 06.50:

 

Puisi Munajat 212 Neno Warisman Viral, Ketua Komisi Dakwah MUI Beri Tanggapan

Pernyataan Perang Total oleh Moeldoko

DiberitakanTribunnews, Ketua Harian TKN Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko mendeklarasikan 'perang total' menjelang dua bulan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Rabu (13/2/2019).

Ia menyatakan istilah tersebut untuk menggambarkan bahwa pihaknya akan selalu berupaya untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf dalam kontestasi pilpres.

"Saat ini kita menyebutnya dengan istilah dengan perang total," kata Moeldoko di Markas TKN Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).

Moeldoko menjelaskan, tim sukses (timses) Jokowi-Ma'ruf telah mengenali titik pusat dari kekuatan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Lantas ia menyinggung soal strategi militer Center of Gravity (CoG).

"Kita sudah memiliki Center of Gravity itu sehingga kita tahu harus bagaimana setelah mengenali Center of Gravity itu," ungkap Moeldoko.

Diketahui istilah CoG merupakan titik pusat dari kekuatan lawan untuk kemudian bisa secara efektif dan efisien mengerahkan kemampuannya untuk bisa memenangkan peperangan.

"Jadi yang kita lakukan adalah betul-betul sesuatu yang baru dan kita tidak mau mengikuti, apalagi fotocopy," ujar Moeldoko.

(TribunWow.com/Atri)

Tags:
Haikal HassanNeno WarismanKapitra Ampera
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved