Pilpres 2019
Komentari Debat Capres, Akhmad Sahal: Andaikan Pak Mahfud yang Dampingi Jokowi
Pengurus Nahdatul Ulama (NU), Akhmad Sahal turut memberikan komentar terkait penyelenggaraan debat Capres-Cawapres di Pilpres 2019.
Penulis: Laila N
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNWOW.COM - Pengurus Nahdatul Ulama (NU), Akhmad Sahal turut memberikan komentar terkait penyelenggaraan debat Capres-Cawapres di Pilpres 2019.
Debat diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan mulai pukul 20.00 WIB pada Kamis (17/1/2019).
Adapun tema yang diangkat pada debat perdana ini adalah hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), korupsi, dan terorisme.
Dilansir oleh TribunWow.com, komentar soal debat ini Akhmad Sahal sampaikan melalui akun Twitter @sahaL_AS yang diunggah pada Kamis (17/1/2019).
Akhmad Sahal berandai-andai apabila Mantan Ketua MK Mahfud MD yang mendampingi calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi).
"Andaikan Pak Mahfud yg dampingi Pak Jkw.. Pasti dlm debat jawabnya thas thes thas thes..," tulisnya.
• Ferdinand Hutahaean Beri Skor Debat Pilpres 5-1 untuk Prabowo-Sandi, Ini Poinnya-poinnya
Postingan itu kemudian mendapat tanggapan dari netter, sebagian mendoakan agar Mahfud mendapat rezeki lainnya.
Ada juga warganet yang meminta agar Akhmad Sahal tak mengungkit masa lalu.
"Sabar mgkn blm rejeki P.Mahfud utk posisi cawapres, mgkn rejekinya nnt beliau menjadi dewan penasehat kepresidenan. Sy kira akan lebih mensupport kinerja pemerintahan kedepannya. Insya allah," komentar akun @gandhi_rm.
Kemudian akun @humaira979 mengatakan "Udah lah om..gak baik jg klu diungkit terus..semua sdh digariskan."
"Bicara Fakta Hari ini saja Oom. Jangan mengandaikan yg sudah lewat. You will not marry the past," komentar akun @wongmlaku.
Diketahui, Mahfud MD memang sempat menjadi kandidat kuat pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019.
Mahfud MD bahkan telah disiapkan untuk deklarasi cawapres.
Akan tetapi, di menit-menit akhir, Jokowi menjatuhkan pilihannya kepada Ma'ruf Amin.
• Jokowi Mengaku Anaknya Tak Lolos Tes CPNS saat Debat Pilpres, Bagaimana Faktanya?
Debat Perdana Pilpres 2019
Sementara itu, dalam debat perdana yang digelar pada Kamis (17/1/2019), pasangan Jokowi, Ma'ruf Amin lebih banyak diam.
Jawaban soal dan tanggapan untuk paslon nomor urut 01 lebih didominasi oleh Jokowi.
Dikutip dari Kompas.com, Ma'ruf Amin hanya bicara lima kali dengan total durasi 4 menit 16 detik.
Sedangkan Jokowi bicara 21 kali, dengan total durasi 23 menit 46 detik.
Saat awal debat, moderator sempat menanyakan apakah Ma'ruf Amin ingin memberikan tambahan sesuatu lantaran waktu masih banyak tersisa.
Akan tetapi Ma'ruf Amin hanya menyatakan setuju dengan omongan Jokowi.
Maruf Amin pun tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan dan hanya mendukung Jokowi.
Berikut Rincian durasi bicara dan pernyataan Ma'ruf Amin:
1. Segmen kedua
- Ma'ruf mengatakan ia mendukung pernyataan Jokowi (8 detik)
Pernyataan: "Cukup, saya setuju dengan pak Jokowi"
Dari 2 menit yang diberikan pada Paslon 01, masih tersisa beberapa detik namun mereka tidak menghabiskannya.
- Ma'ruf melanjutkan (25 detik)
Dalam kesempatan ini, Ma'ruf Amin melanjutkan tanggapan soal kesetaraan dan kesejahteraan untuk kelompok disabilitas.
"Ya. Saya kira yang penting membangun budaya masyarakat untuk memberikan penghormatan dan kepada kelompok disabilitas menyamakan perlakuannya baik disabilitas maupun non disabilitas."
"Nabi sendiri pernah ditegur oleh Allah ketika...," kata Ma'ruf Amin yang tidak selesai karena durasi.
2. Segmen ketiga
- Ma'ruf menjawab (01:55)
Dalam segmen ini, Ma'ruf Amin memberikan jawaban terkait strategi pemberantasan terorisme.
"Terorisme adalah merupakan akan kejahatan oleh karena itu terorisme harus diberantas sampai ke akar akarnya," jawab Ma'ruf Amin.
"Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa bahwa terorisme bukan jihad oleh karena itu haram dilakukan bahkan teroris dianggap melakukan kerusakan fasiq."
"Dalam al Quran dinyatakan bahwa orang yang melakukan perusakan di bumi harus dihukum dengan keras dengan berat oleh karena itu, upaya-upaya menanggulangi terorisme harus dilakukan dengan 2 cara mensinergikan antara pencegahan dan penindakan."
"Ke depan kami lebih mengutamakan pencegahan, melalui peta radikalisme untuk menghilangkan atau menekan paham-paham Radikal dan intoleran."
"Dan melalui de radikalisasi untuk mengembalikan mereka yang sudah terpapar, untuk itu di dalam melakukan tindakan kami juga lebih akan pendekatan yang humanis manusiawi, dengan tidak harus melanggar HAM untuk itu dalam menanggulangi terorisme masih akan datang, kami akan mengajak ormas-ormas organisasi masyarakat khususnya keagamaan...," sambungnya.
- Ma'ruf menanggapi (58 detik)
Dalam kesempatan ini, Ma'ruf Amin menanggapi pernyataan Sandiaga Uno soal radikalisasi.
"Deradikalisasi itu dari mereka yang sudah terpapar, mengembalikan ke jalan yang lurus ya ilal Haq menjadi Radikal.
"Lalu itu kenapa HAM keagamaan yang menyimpang, maka harus kita Doktrin kan bagaimana meluruskan paham keagamaannya yang menyimpang."
"Itu yang ini Khilaf itu, tetapi kalau itu disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi sosial, maka pendekatannya adalah melalui pemberian lapangan kerja dan juga santunan, yang bisa mengembalikan mereka kepada jalan yang lurus, saya kira ini yang harus kita kaji betul kenapa dia menjadi Radikal," ungkap Ma'ruf Amin.
• Dalam Debat Pilpres Prabowo Sebut Jawa Tengah Lebih Luas dari Malaysia, Benarkah? Ini Faktanya
3. Segmen keempat
- Ma'ruf melanjutkan (50 detik)
Di kesempatan ini, Ma'ruf Amin menambahkan pernyataan Jokowi soal UKM.
"Program kami ke depan adalah melanjutkan reformasi di bidang hukum secara total, salah satunya adalah penataan regulasi."
"Penataan regulasi itu menghilangkan yang tumpang tindih dan membuat regulasi peraturan yang berkualitas yang menguntungkan rakyat memudahkan rakyat dan akan memberikan peluang terhadap investasi dan pengembang dan UKM . saya kira itu," kata Ma'ruf Amin.
Tonton video lengkapnya di bawah ini.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)