Pilpres 2019
Effendi Gazali Sebut Pemilu Serentak Buat Para Caleg Lebih Fokus pada Pemilihan Presiden
Pengamat politik Effendi Gazali angkat suara soal calon legislatif (caleg) yang sudah memasuki masa kampanye.

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Effendi Gazali angkat suara soal calon legislatif (caleg) yang sudah memasuki masa kampanye.
Hal itu diungkapkan Effendi Gazali saat menjadi narasumber di acara Satu Meja, Kompas TV, Rabu (8/11/2018) malam.
Mulanya, pembawa acara Budiman Tanuredjo menanyakan terkait pemilu serentak yang harus dihadapi para caleg bebarengan dengan pemilu presiden.
"Saya minta pandangan dulu dari Effendy Ghazali, cukup memberikan harapan pada statemen-statement dari caleg yang mewakili anda di parlemen?," tanya Budiman.
Effendi menjawab bahwa pemilu serentak justru tidak bisa membuat keserentakan dan membuat banyak kebimbangan bagi para caleg.
• Effendi Gazali: Misal Tampang Boyolali Dilaporkan Polisi dan Berhasil, Pilpres Masih Ada Nggak Ya?
"Ini karena pemilu serentak yang kebetulan agak rusak desainnya gara-gara calonnya (presiden) hanya dua, hanya tidak bisa mengharapkan cocktail effect sepenuhnya, nanti pasti muncul kebimbangan-kebimbangan." ujar Effendi.
Pemilu serentak juga membuat caleg yang baru mencalonkan tahun ini akan kesusahan mencari massa karena belum diketahui kinerja maupun pembuktiannya seperti caleg lama.
"Terlepas dari itu perhatian tertutama terlebih-lebih pada calon presidennya, sehingga tidak banyak rasanya kita menghafalkan Kang Dede Yusuf (caleg) ngomong apa, apalagi yang baru-baru seperti Miftah (caleg), Aria Bima (caleg) mungkin bisa kita hafal programnnya, tapi beberapa yang baru belum, atau saya ingin mengatakan dengan desain pemilu serentak yang harusnya membawa cocktail effect yang langsung menempel pada beberapa calon presiden," tambahnya.
Selain itu, pengamat politik ini juga mengatakan bahwa pemilihan presiden yang hanya memunculkan 2 calon membuat adanya saling serang dan justru bukan menampilkan program-program.
"Sekarang fokusnya hanya dua, kalau dua di era click by tadi pasti yang dicari adalah permusuhannya, kebenciannya, itu paling gampang, musuhnya cuma satu ya dari sini nembak sini, dari sini nembak sini, kalau enam itu minimal kebenciannya bersegi enamlah."
"Ya memang ini yang baru kita hadapi, sehingga inti-inti programnya belum terasa sampai saat ini karena kita masih lebih terasa pada pemilu presiden, kampanye pemilu presiden dan lebih fokus lagi pada isu-isu yang nggak berguna juga kalau kita teruskan kita bahas," ujarnya.
• ILC Angkat Tema Tampang Boyolali Vs Sontoloyo, Effendi Gazali: Dengar Judulnya Aja Saya Marah
Lihat videonya:
Sebelumnya, Effendi Gazali sempat mengungkapkan penyesalannya yang mengajukan agar Pemilu di Indonesia menjadi serentak seperti saat ini.
"Pemilu serentak ini, dulu saya yang mengajukan. Dengan adanya presidential threshold seperti ini menyesatkan. Sebaiknya kembalikan lagi saja seperti Pemilu sebelumnya. DPR dulu kemudian presiden," tegasnya.
"Lima tahun ke depan, bangsa kita ini akan terus berkelahi, terbelah, di sana sini ada pengadangan, kebohongan, kebencian karena ada PT (presidential threshold) tadi. Sehingga calonnya hanya tinggal dua dan yang luar biasa, karena pembentuk undang-undang dan hakim MK," tukasnya, Kamis (25/1/2018) yang dikutip dari Tribunnews. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)
-
Saling Tuding Penyebar Hoaks, Budiman Sudjatmiko Sebut TKN Miliki Daftar Hoaks BPN hingga 50 Halaman
-
Politikus Demokrat Unggah Video Rombongan Sandiaga di Ngawi, Tampak Massa Bawa Spanduk Jokowi-Ma'ruf
-
Omongannya Terus Dipotong TKN Jokowi, Andre Rosiade: Beri Saya Kesempatan, Jangan Otoriter
-
Dinilai Terus Beri Serangan pada Kubu Prabowo, Begini Tanggapan Jokowi, Jusuf Kalla, hingga TKN
-
Ulang Tahun Gerindra ke-11, Inilah Perbedaan Ucapan dari Prabowo Subianto dan Akun Partainya