Breaking News:

Gempa Bumi

Tanggapan Mantan Ketua KPU soal Penanganan Bencana: Kita Benar-benar Tak Siap

Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Nazaruddin Sjamsudin menanggapi penanganan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah oleh pemerintah.

Penulis: Qurrota Ayun
Editor: Claudia Noventa
Kompas.com/Rosyid A Azhar
Hotel Roa Roa di kawasan Maesa di Kelurahan Lolu Timur, Kota Palu, luluh lantak dihantam rangkaian gempa yang melanda Sulawesi Tenga, Jumat (28/9/2018). Puluhan tamu belum diketahui nasibnya. 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Nazaruddin Sjamsudin, menanggapi cara pemerintah menangani gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah yang terjadi pada Jumat (28/9/2018) lalu.

Hal ini diungkapkan Nazaruddin melalui akun Twitternya @nazarsjamsuddin, pada Selasa (2/10/2018).

Nazaruddin mengatakan Indonesia tidak siap dalam menangani bencana.

Namun menurutnya, permasalahan ini disebabkan karena sentralisi.

Tersandung Kasus Pemerkosaan, Cristiano Ronaldo Pilih Absen dari Sesi Latihan Juventus

"Benar-benar kita ga siap menangani bencana. Saya ga mau menyalahkan siapa2; tapi melihat kenyataan ini salahkah saya kalo saya menyalahkan pemerintah pusat? Ini salah satu akibat dari sentralisasi. Makanya berdayakan daerah," tulis Nazaruddi dalam akun Twitternya.

Unggahan Nazaruddin Sjamsudin pada Twitter
Unggahan Nazaruddin Sjamsudin pada Twitter (Twitter @nazarsjamsuddin)

Kicauan Nazaruddin ini menanggapi unggahan dari Purnawirawan Suryo Prabowo, pada Selasa (2/10/2018).

Suryo Prabowo mengunggah video yang memperlihatkan jenazah di halaman RSUD Undata, Palu sudah terlantar selama tiga hari.

Dari penuturan Dokter RSUD Undata, biasanya jenazah yang telah diketahui identitasnya akan dibawa oleh keluarga korban.

Namun sebagian jenazah tidak dapat dikenali sehingga tidak ada keluarga yang mengambil.

BMKG Lakukan Pemetaan Daerah Rendaman Tsunami di Palu dan Donggala untuk Identifikasi Zona Aman

Dokter RSUD Undata menuturkan, yang menjadi permasalahan yakni keberadaan mayat yang mulai tidak layak dan berdampingan dengan pasien.

Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu dan menimbulkan dampak penyakit bagi pasien.

Terkait hal ini, Dokter RSDU meminta bantuan untuk evakuasi jenazah yang ada di halaman rumah sakit.

"Mohon atensi & bantuan, penanganan jenasah dari petugas dan relawan," tulis Suryo Wibowo pada keterangan foto, Selasa (2/10/2018).

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah total gempa susulan yang terjadi pasca gempa 7,4 SR yang mengguncang Palu-Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).

Dikutip dari akun Twitter resmi @BNPB_Indonesia, hingga Senin (1/10/2018) pukul 13.00 WIB, tercatat sebanyak 254 gempa susulan terjadi.

Dalam postingannya, BNPB mengunggah diagram frekuensi gempa bumi susulan yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BNPB Bagikan Foto-foto Infrastruktur sebelum dan sesudah Gempa Palu 7,4 SR

"Update penanganan bencana gempa bumi tsunami Palu-Donggala 1 Oktober 2018, pukul 13.00 WIB.
#PrayForDonggala #PrayForPalu #SultengBangkit #SiapUntukSelamat #BudayaSadarBencana," tulis akun Twitter resmi BNPB.

Pada unggahan sebelumnya, BNPB merilis data korban meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa dan tsunami.

Sang Kakak Ceritakan Upaya Pasha Ungu yang Berada di Kawasan Pantai Selamat dari Tsunami Palu

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah hingga Senin (1/10/2018) pukul 13.00 WIB mencapai 844 orang.

Halaman
12
Tags:
Nazaruddin SjamsudinKomisi Pemilihan Umum (KPU)Gempa dan tsunami PaluDonggalaSulawesi Tengah (Sulteng)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved