Breaking News:

Pilpres 2019

Cuitannya Soal Lukisan NKRI Ditanggapi Ferdinand Hutahaean, Yustinus Prastowo: Tak Usah Memprovokasi

"NKR ini negara mana ya? Kami mengenal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kami tidak mengenal NKR. Apa itu NKR?" tulis Ferdinand.

Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
Kolase/@LawanPolitikJW/@prastow
Ferdinand Hutahaean komentari lukisan dalam deklarasi dukungan keluarga Gus Dur 

TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Yustinus Prastowo tampang membalas tanggapan Ferdinand Hutahaean atas kicauannya terkait lukisan yang ada dalam deklarasi dukungan keluarga Presiden ke-4, Andurrahman Wahid atau Gus Dur kepada pasangan capres cawapres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Yustinus Prastowo melalui laman Twitter miliknya, @prastow, Kamis (27/9/2018).

Awalnya, tampak Prastowo mengunggah foto berisi momen setelah Yenny Wahid mewakili Kader Gus Dur mendeklarasikan dukungannya untuk Jokowi-Ma'ruf.

Beri Pelatihan Bahasa Inggris untuk Ulama, Ridwan Kamil Sebut Lulusan Terbaik akan Dikirim ke Eropa

Tampak dalam foto tersebut, sebuah lukisan dengan latar belakang abu-abu itu bergambarkan sosok seorang pria dewasa dengan rambut pendek, bertelanjang dada, dan memakai celana pendek hitam menghadap ke belakang sehingga wajahnya tak terlihat.

Pria itu terlihat sedang mengoleskan kuas dan menuliskan tulisan NKRI yang huruf I-nya belum selesai dituliskan dengan cat berwarna merah di latar belakang abu-abu yang dibuat seolah-olah sebagai tembok.

"Mbak @yennywahid dan Konsorsium Kader Gus Dur telah bulat tekad mendukung pasangan No 1. Gambarnya menarik, Jokowi sedikit lagi menuntaskan tugas bagi NKRI. Saya meleleh," tulis Prastowo.

Unggahan tersebut lalu mendapatkan tanggapan dari Ferdinand.

Ferdinand menyebut, tulisan NKRI lebih mirip huruf NKR.

Menurut Ferdinand, lukisan tersebut menggambarkan sosok yang sedang menghapus huruf 'I'.

Ferdinand pun meminta kepada masyarakat Indonesia untuk berhati-hati.

"NKR ini negara mana ya? Kami mengenal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kami tidak mengenal NKR. Apa itu NKR?

Lukisan ini saya pahami, dia sedang menghapus huruf “i”

Waspadalah wahai anak bangsa..!!," tulis Ferdinand dalam akun Twitternya.

Indeks Bawaslu 176 Kota Rawan Money Politic, Fadli Zon: Seharusnya Bisa Dideteksi dan Disadarkan

Unggahan Ferdinand Hutahaean pada Twitter
Unggahan Ferdinand Hutahaean pada Twitter (Twitter @LawanPoLitikJW)

Unggahan ini kemudian langsung di balas Prastowo.

Ia lantas menjelaskan makna dari lukisan tersebut.

"Lae @LawanPoLitikJW , tak suka boleh, waras wajib.

Saya ada di lokasi dan lukisan ini interpretasinya memang menuntaskan karya buat NKRI.

Sila cek pidatonya. Tak usah memprovokasi ya, sila tanya ke Mbak @yennywahid," tulis Prastowo.

Kicauan Prastowo, Kamis (27/9/2018).
Kicauan Prastowo, Kamis (27/9/2018). (Twitter @prastow)

Diberitakan Tribunnews.com, sebuah lukisan dipertontonkan usai deklarasi dukungan Konsorsium Kader Gus Dur yang dipimpin Yenny Wahid kepada paslon nomor 1 Joko Widodo- Ma’ruf Amin di Rumah Pergerakan Gus Dur di Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).

Setelah deklarasi dukungan selesai diucapkan, seorang pria berpakaian hijau dengan rambut gimbal menyerahkan sebuah lukisan besar dengan ukuran kira-kira 1,5 meter kali 1 meter kepada Yenny Wahid dan sembilan kyai pimpinan organisasi yang tergabung dalam Konsorsium Kader Gus Dur.

Lukisan dengan latar belakang abu-abu itu bergambarkan sosok seorang pria dewasa dengan rambut pendek, bertelanjang dada, dan memakai celana pendek hitam menghadap ke belakang sehingga wajahnya tak terlihat.

Sehingga terlihat kulit sawo matangnya.

Pria itu terlihat sedang mengoleskan kuas dan menuliskan tulisan NKRI yang huruf I-nya belum selesai dituliskan dengan cat berwarna merah di latar belakang abu-abu yang dibuat seolah-olah sebagai tembok.

Saat tangan kanan pria itu sedang mengoleskan kuas, tangan kiri pria itu ditaruh di belakang.

Yenny menjelaskan bahwa lukisan itu bermakna seseorang yang sedang menuliskan atau membangun NKRI namun belum selesai.

“Maknanya seorang pria sedang menulis NKRI namun I nya belum selesai,” jelasnya.

Yenny pun menyebutkan bahwa pelukisnya adalah seorang pria bernama Butet namun ia enggan menyebutkan nama lengkapnya.

Tanggapi Keputusan Yenny Wahid, Gerindra: Gus Dur Pernah Sampaikan, Orang Paling Ikhlas Ya Prabowo

“Dibuat oleh Butet, kalau interpretasi seninya saya tidak tahu ya, yang tahu kan pelukisnya,” tegasnya.

Yenny pun enggan menunjukkan siapa sosok yang melukiskannya.

Lukisan itu bisa dimaknai seorang pria yang muncul dari latar belakang sederhana yaitu Jokowi yang membangun NKRI namun belum selesai.

Diberitakan sebelumnya, Rabu (26/9/2018), keluarga mendiang Gus Dur menyatakan dukungan politik kepada pasangan nomor urut 01 Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019.

Deklarasi dukungan dibacakan oleh putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid.

Deklarasi dibacakan di rumah pergerakan politik Gus Dur, Jalan Kalibata Timur I No 12, Kalibata, Jakarta Selatan.

"Dengan mengucap bismillahirahmanirohim, dengan ini kami menyatakan mendukung pasangan nomor 01. Bismilah Presiden Jokowi akan kembali memimpin Indonesia," ujar Yenny.
(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)

Tags:
Ferdinand HutahaeanPresiden Joko Widodo (Jokowi)Twitter
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved