Alumni Lemhanas PPSA XXI Dukung Gerakan Bumi sebagai Rumah Bersama
IKAL PPSA XXI memberikan dukungan gerakan 'Bumi sebagai Rumah Bersama yang diwujudkan dalam pembangunan ekonomi wisata berbasis lingkungan hidup.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) PPSA XXI memberikan dukungan gerakan 'Bumi sebagai Rumah Bersama' yang diwujudkan dalam pembangunan ekonomi wisata berbasis lingkungan hidup di Sungailiat, Bangka, Rabu (15/8/2018).
Dari rilis yang diterima TribunWow.com, Komjen Pol (Purn) Arif Wachjunadi selaku ketua IKAL Lemhannas PPSA XXI mengatakan jika dengan mencintai lingkungan hidup di daerahnya, manusia akan terhindarkan dari berbagai bencana.
Selain itu juga akan memberikan dampak kehidupan yang sebenarnya.
Pernyataan itu diutarakan Arif saat menghadiri peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan Taman Bintang Samudera (TBS) di Sungailiat.
"Bumi atau Ibu Pertiwi itu memberikan kehidupan, memberi makan, memberi minum bagi rakyat dan. Kalau bumi tidak dirawat lalu, kita makan apa. Salah satu faktor pemicu bencana alam antara lain adalah, kita manusia tidak merawat bumi?” ujar Arif Wachjunadi.
• Pemuda Katolik Komda Lampung: Empat Prinsip Harus Dipegang agar Organisasi Bermartabat
Selain Arif, datang pula Lina SE, AM Putut Prabantoro serta Thomas Yusman yang merupakan pengurus IKAL Lemhannas PPSA XXI yang juga turut menanam pohon di kawasan tersebut.

LEPAS BURUNG – Ketua IKAL PPSA XXI Komjen Pol (Pur) Arif Wachjunadi dan Ketua Panitia Ground Breaking Thomas Yusman (PPSA XXI) melepaskan burung ke alam bebas, di Sungailiat, Bangka, Rabu (15/8/2018). (IST)
“Tadi dikatakan oleh Pak Thomas yang juga anggota IKAL PPSA XXI, bahwa pembangunan taman ini berbasiskan dan sekaligus merawat lingkungan hidup."
"Konsep bumi atau ibu pertiwi sebagai Rumah Bersama ini perlu dijadikan gerakan seluruh Indonesia karena memang bumi merupakan rumah untuk siapa saja yang tinggal di dalamnya tanpa melihat suku, agama, ras atau kelompok tertentu," tambah Arif.
Menurutnya, menyelamatkan lingkungan adalah hal utama yang harus dilakukan masyarakat Indonesia sekalipun sebagian orang menganggap pekerjaan sederhana.
Merawat bumi itu merupakan pekerjaan sepanjang hidup manusia yang tidak pernah akan berhenti.
Karena yang dilakukan sekarang ini baru akan dinikmati oleh generasi mendatang.
• Kumpulan 50 Kuote Kemerdekaan Para Pahlawan untuk Update Status di Sosial Media
“Pewaris utama bumi Indonesia adalah anak cucu kita semua. Jika generasi sekarang, generasi kita semua yang hidup pada saat ini tidak mampu merawat bumi pertiwi, tidak mampu mengarahkan generasi sesudahnya untuk merawat bumi, maka yang akan diwariskan kepada generasi penerus adalah bencana.
Bumi Indonesia adalah bumi yang rawan bencana karena letaknya yang berada pada lingkaran api. Lha, agak aneh, jika hidup di bawah kondisi rawan bencana, masyarakat Indonesia tidak tersadarkan untuk memelihara bumi,” ujar Ketua Ikal PPSA XXI ini.
Oleh karena itu, Arif selalu melihat bahwa, jika tempat wisata termasuk wisata religi dibangun ada dua keuntungan yang diperoleh masyarakat sekitar.
Hal tersebut yakni perawatan lingkungan hidup dan ekonomi yang bertumbuh.