Tanggapi Istilah Jenderal Kardus, Indra J Piliang Berikan Data Jumlah TPS
Indra memberikan perumpamaan dengan memberikan data jumlah tempat pemungutan suara (tps) yang ada di dalam negeri hingga TPS kotak pos.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Istilah 'Jendral Kardus' yang digaungkan oleh Politikus Demokrat, Andi Arief masih menjadi pembahasan hingga kini.
Politikus Golkar, Indra J Piliang pun turut berkomentar atas istilah Andi Arief tersebut melalui akun Twitter miliknya, @IndraJPiliang, Minggu (12/8/2018).
Indra memberikan perumpamaan dengan memberikan data jumlah tempat pemungutan suara (tps) yang ada di dalam negeri hingga TPS kotak pos.
Dari jumlah tps yang ada, Indra megibaratkan dengan memberti satu tps anggaran Rp 1 juta rupiah.
Sehingga hanya akan terkumpul sekitar Rp 800 miliar dan tidak relevan dengan istilah jendral kardus.
Hal ini dikarenakan politik membutuhkan ongkos.
• Mantan Menkeu Sebut Indonesia Belum Merdeka karena Kategori Rakyat Miskin hingga Neoliberalisme
"Jumlah TPS dalam negeri: 799.855. Jmlh TPS luar negeri: 338, TPS keliling 461 & kotak pos 164.
Andai dana yg dialokasikan ke setiap TPS Rp 1 Jt sj, sdh habis sekitar Rp 800 Milyar.
Artinya? Soal jenderal kardus tdk relevan. Politik butuh ongkos." tulis Indra.
Sementara itu, diberitakan TribunWow.com dari Kompas.com, Ketua Bidang Advokasi DPP Gerindra Habiburokhman menegaskan, partainya sudah tidak mempersoalkan pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus.
Bagi Gerindra, tetap bergabungnya Demokrat ke koalisi pendukung Prabowo merupakan tanda bahwa tidak ada lagi gangguan komunikasi secara institusional di antara Demokrat dengan Gerindra.
"Saya pikir soal jenderal kardus, sudah case closed dengan bergabungnya Partai Demokrat ke koalisi kami. Kan mereka juga bilang walaupun langit runtuh, akan tetap di koalisi kami, ya," ujar Habiburokhman dalam acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/8/2018).
Secara personal, Habiburokhman merasa persoalan itu sudah selesai.
Ia mengatakan, ungkapan 'kardus' biasa digunakan di kalangan aktivis untuk menunjukkan ketidaksukaan terhadap seseorang.
Namun bukan berarti ungkapan 'kardus' itu berarti bersifat antipati.
• Hasil Pollingnya Menangkan Prabowo-Sandiaga, Faizal Assegaf Tuding Tim Kerja Lakukan Mobilisasi Vote
"Kata kardus itu istilah yang bisa kita gunakan, para aktivis. Jadi kita maki-makian, biasa saja. Kalau kita enggak suka sama siapa, 'ah dasar kardus kau', begitu. Itu biasa saja," lanjut Habiburokhman.
Apalagi, ketika Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mendaftarkan diri sebagai capres dan cawapres ke KPU, Jumat (10/8/2018) kemarin, elite Demokrat ikut mendampingi.
Dua orang elite Demokrat yang sangat diapresiasi kehadirannya, yakni putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Mereka datang full tim. Padahal Demokrat kan bisa saja pakai kuasa. Tapi Pak SBY kirim dua anaknya. Ini merupakan legitimasi yang kuat. Jadi sudahlah, jangan digoreng-goreng terus soal kardus itu. Episode kardus versus baper sudah selesai," ujar dia.
Pernyataan Andi Arief bahwa Prabowo adalah jenderal kardus itu diungkapkan di tengah masa akhir pengumuman calon wakil Presiden pendamping Prabowo Subianto, Rabu (8/8/2018).
Andi Arief, kala itu mengatakan bahwa Demokrat terancam batal berkoalisi dengan Partai Gerindra dan kawan- kawan.
• Timses Jokowi-Maaruf Terdiri dari Berbagai Unsur Masyarakat, dari Partai Koalisi hingga Ulama
Sebab, Prabowo dinilai mengakomodir politik transaksional dalam hal menentukan cawapresnya sehingga kesepakatan politik dengan Demokrat yang sebelumnya sudah menjadi komitmen, terancam tidak jadi dilaksanakan.
Saking kesalnya, Andi menyebut Prabowo sebagai jenderal yang lebih mementingkan uang.
Pernyataan itu ia lontarkan melalui akun Twitter pribadinya.
Bahkan, ia mengaku partainya menolak kedatangan Prabowo ke kediaman SBY pada Rabu (8/8/2018) malam.
"Padahal, untuk menang bukan berdasarkan politik transaksional, tapi dilihat siapa calon yang harus menang. Itu yang membuat saya menyebutnya jadi jenderal kardus. Jenderal kardus itu jenderal yang enggak mau mikir, artinya uang adalah segalanya," kata Andi. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)