Sejumlah Alasan Basarnas Hentikan Pengangkatan Jenazah dan Penarikan Bangkai KM Sinar Bangun
Basarnas juga berencana untuk mendatangkan ROV yang lebih canggih untuk dapat bekerja mengangkat korban ke permukaan.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Setelah menemukan indikasi adanya bangkai KM Sinar Bangun dan juga sejumlah jenazah melalui visual Remotely Operated Vehicle (ROV), Basarnas telah mengerahkan alat canggih, penyelam andal, dan kapal-kapal pencarian.
Dikutip TribunWow.com dari TribunMedan, Basarnas juga berencana untuk mendatangkan ROV yang lebih canggih untuk dapat bekerja mengangkat korban ke permukaan.
Namun, Direktur Operasi Basarnas, Brigjen Bambang Suryo Aji menyatakan akan memastikan pencarian korban dan bangkai kapal akan ditutup hari Selasa (3/7/2018)
• Usai Kekalahan Spanyol, Andres Iniesta Nyatakan Pensiun
Kendala Alat
ROV yang lebih canggih rencananya akan didatangkan dari Surabaya.
Namun, rencana tersebut dibatalkan karena kendala untuk mendatangkan alat tersebut.
Kendala itu dikarenakan lamanya pengiriman serta perakitan.
"Kita harus melihat kondisi korban. Datang satu bulan dan belum lagi rakitnya. Bisa dua bulan. Kita harus melihat kondisi ini," kata Bambang, Minggu (1/6/2018).
Sebelumnya, ada pembenaran mengenai ROV yang didatangkan dari Singapura.
Alat yang dimaksudkan tersebut adalah ROV dari Surabaya yang dibuat di Singapura.
• Sindir Prabowo soal Pencapresan Amien Rais, Guntur Romli: Katanya Demi Umat Kok Gak Mau Ngalah?
Konsultasi dengan Pakar
Mengenai ROV dari Surabaya tersebut, Bambang mengaku telah berkonsultasi dengan pakar atau ahli mengenai pengoperasiannya.
Menurut Bambang, sudah tidak bisa lagi untuk mengoperasikannya dalam waktu yang lama.
"Saya tanya ahli-ahli luar negeri yang mengerti tentang ini. Mereka bilang ini sudah 14 hari, sudah tidak bisa lagi," tambahnya.
ROV Terlilit Tali Kapal
Saat ini, Basarnas menggunakan ROV bawah air milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Namun, pada penggunaannya, ROV tersebut juga mengalami kendala saat merekam kondisi jenazah korban penumpang KM Sinar Bangun di dasar Danau Toba.
• Pakar Statistik IPB Khairil Anwar Beberkan Alasan Beda Hasil Survei Pra Pilkada dengan Quick Count
Dan lamtalmal I Belawan Ali Triswanto membenarkan sampai saat ini ROV terlilit tali kapal di dasar danau.
Karenanya, pihak TNI AL ikut dan berusaha membantu Basarnas untuk melapaskan lilitan tersebut.
"Iya, benar. Kita juga sedang ikut dan berusaha melepaskan tali itu. Caranya jangkar yang diturunkan dapat melilit di ROV," ujar Ali di Pelabuhan Tiga Ras, Sabtu (30/6/2018).
Terkait visual terkini, kata Ali masih sesuai yang sebelumnya direkam. Jenazah yang terekam masih pada posisi tetap.
• Fahri Hamzah Sebut Dirinya Beda Kelas dengan Ahok, Jubir PSI: Anda Berisik Tanpa Isi
Sementara itu, setelah penetapan hari penutupan pencarian yakni Selasa (3/7/2018), salah satu keluarga korban memberikan tanggapan.
Lasma (53) seorang bapak yang kehilangan putri bernama Siti Arbiah (23) mengaku telah ikhlas menerima penghentian pencarian 164 korban hilang.
Ia mengatakan tidak tega melihat tubuh anaknya dalam keadaan tidak utuh. Ia hanya berharap anaknya dapat diterima di sisi Tuhan.
"Saya setuju ini dihentikan. Karena kalau dapat pun tubuh anak saya sudah hancur," ujarnya sembari menangis dan menunjukkan foto putrinya bersama pacarnya, Alfaro Siahaan, pada acara pertemuan antara keluarga korban dengan tim pencarian di Balai Harungguan Djabanten Damanik, Pemtangraya, Kabupaten Simalungun, Minggu (1/7/2018). (Tribunwow/Tiffany Marantika)