Jatuh Tertimpa Tangga Gadis di Bawah Umur menjadi Korban Perkosaan & Dipaksa Bayar Biaya Rumah Sakit
Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin itu peribahasa yang tepat untuk mengibaratkan kisah sedih yang menimpa gadis berusia 13 tahun ini.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin itu peribahasa yang tepat untuk mengibaratkan kisah sedih yang menimpa gadis berusia 13 tahun asal Malaysia ini.
Dilansir dari World of Buzz, seorang polisi membawa gadis korban pemerkosaan ke sebuah rumah sakit pada awal Januari 2018 lalu.
Oleh rumah sakit, korban diperiksa kondisi kesehatan fisik beserta psikologisnya.
Korban juga tidak diizinkan pulang selama kondisi psikologis korban belum pulih.
• Pemerkosaan Semakin Menjamur, Pemerintah India Akan Hukum Mati Pemerkosa Anak di Bawah 12 Tahun
Setelah dirasa sudah baikan, pihak rumah sakit kemudian memulangkan korban.
Pihak manajemen rumah sakit juga meminta korban untuk menunjukkan laporan administrasi kepada polisi agar dibebaskan dari biaya perawatan.
Namun setelah tiga bulan berselang, gadis yang masih di bawah umur ini dikirimi surat tagihan dari rumah sakit.
Anehnya, surat tagihan tersebut bukannya di atas namakan kepada wali korban melainkan langsung kepada nama korban.
Ia dibebankan oleh rumah sakit untuk membayar sekitar 430 Ringgit Malaysia atau sekitar 1,5 juta rupiah.
"Saya terkejut bahwa tagihan itu dibebankan kepada saya, bukan pengasuh saya, karena saya masih di bawah perwalian mereka dan di bawah usia 18 tahun," ujar korban.
• Dokter Ini Ceritakan Pengalaman Korban Pemerkosaan, Kesimpulannya Jadi Sorotan
Tak hanya itu, korban juga dianggap bukan warga negara Malaysia karena tidak memiliki identitas legal (akta kelahiran) dari pemerintah.
“Kesalahan dibuat ketika ayah saya mendaftarkan kelahiran saya, yang menyebabkan saya memiliki status 'bukan warga negara'. Namun, dua adik saya adalah warga negara sementara saya harus menunggu dua tahun agar status kewarganegaraan saya diberikan."
“Saya lahir di Sabah (Malaysia bagian timur), apakah saya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan layanan medis gratis?," ungkapnya.
Diketahui sebelumnya, korban dilaporkan dilecehkan oleh ayahnya dan bahkan dirudapaksa oleh sepupu-sepupunya masih kanak-kanak.
Kemudian, pada bulan Oktober 2017, ibunya membawa korban beserta dua adiknya ke Semenanjung (Malaysia bagian barat) karena beberapa pihak di Sabah diduga tidak dapat menemukan solusi atas kasus korban. (*)