Cuitan Guntur Romli soal Kitab Suci Adalah Fiksi yang Diyakini, Andi Arief: Ini Orang Munafik
Andi Arief menuliskan tanggapannya soal cuitan kader PSI, Mohammad Guntur Romli yang mencuitkan soal kitab suci adalah fiksi yang diyakini.
Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
TRIBUNWOW.COM - Politisi Demokrat, Andi Arief menuliskan tanggapannya soal cuitan kader PSI, Mohammad Guntur Romli yang mencuitkan soal kitab suci adalah fiksi yang diyakini.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter @andiarief_ yang ia tuliskan pada Rabu (11/4/2018).
Sebelumnya, melalui akun Youtube, Indonesia Lawyers Club tvOne yang diunggah pada Selasa (10/4/2018) berdiskusi dengan tema "Jokowi Prabowo Berbalas Pantun".
Rocky Gerung membahas tentang sebuah fiksi.
"Fiksi lawannya realtias bukan fakta, jadi kalau anda bilang itu fiksi dan kata itu menjadi penyoratif, jadi anda tidak memperbolehakn anak anda membaca fiksi karena sudah dua bulan ini kata fiksi sudah menjadi kata yang buruk," ujarnya.
• Kritik Rocky Gerung, Akhmad Sahal: Ia Menjadikan Senjata untuk Meyerang Politisi
Setelah itu, dosen Filsafat UI itu mempertanyakan soal kitab suci.
"Kitab suci itu fiksi bukan? siapa yang berani jawab,"kalau saya berbicara bahwa fiksi itu adalah imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi, karena belum selesai,belum tiba, babat tanah jawi itu fiksi," ujar Rocky.
Rupanya ucapan Rocky yang membahas soal kita suci dan menurutnya itu adalah fiksi menjadi kontroversi.
Beberapa tokoh menyoroti ujaran tersebut.
Aktivis Gus Romli ikut menanggapi hal itu dan ia menuliskan beberapa cuitan.
"Kitab suci itu adalah fiksi" keluar dari orang yg sangat menikmati dipanggil Prof (padahal bukan profesor), tiba2 saya ingat gurauan Gus Dur.. Prov.. maksudnya bukan Profesor tapi Provokator.. Prov... tuh liat banyak yg ngamuk2 & panik membelanya.
• Sekjen PKS: Katanya Yakin Menang, Seharusnya Tidak Perlu Panik dengan #2019GantiPresiden
fiksi, fakta, imajinasi, kitab suci, teologi dst jadikan perdebatan yg sehat tp apa cocok di panggung sprt ILC? klau mau mengendurkan emosi cara Sukmawati dgn minta maaf bisa dilakukan, stlah itu kembali debat, jgn melulu dibawa2 ke soal penodaan agama
ILC itu panggung politik, kalau mau bahas fiksi, fakta, apalagi dikaitkan dgn teologi & kitab suci ya bukan tempatnya, apalagi berharap kajian ilmiah, jgn naif & ngawur