Isu Tawarkan AHY Jadi Cawapres Jokowi, SBY: Saya Punya Etika, Kalau Memaksa, Tentu Tidak Happy
Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono membantah soal isu sodorkan nama Agus Yudhoyono (SBY) untuk menjadi cawapres Joko Widodo di pilpres 2019
Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
TRIBUNWOW.COM - Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono membantah soal isu sodorkan nama Agus Yudhoyono (SBY) untuk menjadi cawapres Joko Widodo (Jokowi) di pilpres 2019.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Youtube Suara Demokrat, yang diunggah pada Kamis (29/3/2018) SBY menjelaskan akan hal itu.
Beberapa hari belakangan ini banyak berkembang isu kalau SBY menyodorkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai wakil presiden Jokowi dan kemudian ditolak.
“Berita itu sangat tidak benar. Tidak pernah saya berbicara ke Pak Jokowi seperti itu,” kata Presiden RI ke-6 tersebut.
POPULER: Zodiak yang Mudah Mencampakkan Pacar hingga Rahasia Terkuak di Kehidupan Seorang Wanita saat Wisuda
Bahkan SBY mengaku beberapa kali bertemu dengan Jokowi dan tidak ada pembicaraan untuk meminta AHY dijadikan cawapres.
"Tidak pernah seperti itu, bahkan beberapa menteri yang menemui saya, juga tidak pernah ada obrolan saya yang seperti itu," ujar SBY
Setelah itu, SBY membagikan pengalamannya saat menjadi presiden dan calon presiden.
"Saya pernah jadi presiden, pernah jadi capres dua kali, kalau saya dulu pernah mempertimbangkan jadi cawapres, kalau ada yang memaksakan saya untuk memilih jadi cawapres tentu saya tidak happy, begitu pula dengan Jokowi, saya mengerti politik, saya mengerti etika politik, apalagi AHY anak saya, masak saya sodor-sodorkan, itu tidak benar," ujar SBY.
Saat ditanya, sumber isu pemberitaan tersebut, SBY mengaku tidak tahu.
Sementara itu, Wakil Sekjen PDI-P Ahmad Basarah menyebutkan, politisi PDI-P yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)mengatakan, selain Puan, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga masuk dalam daftar cawapres pendamping Jokowi di Pilpres 2019.
Demikian pula dengan sejumlah nama lainnya seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Romhurmuziy.
Semua nama itu baru masuk dalam daftar yang dipertimbangkan. Ke depannya, akan bergantung pada proses dan dinamika politik. "Karena itu keinginan PDI-P dengan membuka diri berdialog dengan seluruh kekuatan parpol adalah bagian dari cara kami untuk merangkul seluruh kekuatan bangsa ini untuk bisa bergotong-royong. Formasinya bagaimana? Kita lihat nanti kristalisasinya seperti apa," lanjut dia.
VIRAL: Seseorang Mengaku tidak Memilih SBY, Ani Yudhoyono Beri Tanggapan hingga Jadi Sorotan
Lembaga Survei sebut elektabilitas AHY tertinggi
Alvara Research Center merilis hasil survei poltik, salah satunya mengenai elektabilitas calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2019.
Hasilnya, Komandan Satuan Tugas Bersama Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 dari Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) menjadi nama teratas dengan elektabilitas mencapai 17,2 persen.
Di bawah AHY, ada mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo dengan 15,2 persen "Lalu ada (Wakil Presiden) Jusuf Kalla, (Gubernur DKI Jakarta) Anies Baswedan, dan (Ketua Umum PKB) Muhaimin Iskandar," ujar CEO Alvara Hasanuddin Ali di Jakarta, Jumat (23/2/2018).
Dukungan terhadap AHY mayoritas berasal dari Sumatera, Bali-Nusa Tenggara, dan Kalimantan. Sementara Gatot Nurmantyo banyak dukungan dari Jawa.
Adapun, nama Jusuf Kalla banyak dukungan dari Sulawesi, Maluku, dan Papua. AHY dinilai sebagai representasi dari tokoh muda yang dinilai layak menjadi cawapres dengan persentase 25,7 persen. (TribunWow.com/Woro Seto)
Baca juga: Kasus Arseto Pariadji Ditanggapi Dede Budhyarto hingga SBY Bantah Sodorkan Nama AHY untuk Jokowi