Breaking News:

Ternyata Ini Penyebab dan Tanda Terjadinya Fenomena Langka Hujan Es Guyur Jakarta

Fenomena langka terjadi di sebagian besar kawasan Jakarta, ternyata ini penyebab dan tanda-tandanya yang bisa saja terjadi di daerah lain.

Penulis: Claudia Noventa
Editor: Tinwarotul Fatonah
TWITTER
Fenomena Hujan Es 

TRIBUNWOW.COM - Fenomena langka terjadi di sebagian besar kawasan Jakarta.

Pada Selasa (28/7/2017) kemarin, hujan deras disertai bongkahan es batu turun di ibu kota.

Peristiwa langka ini terjadi di sekitar Jati Padang dan Fatmawati, Jakarta Selatan hingga Condet, Jakarta Timur.

Terpantau, hujan es turun sekitar waktu Ashar atau pukul 15.30 WIB.

Sejumlah netizen pun mengunggah video yang merekam terjadinya fenomena langka ini ke media sosial.

Baca: Gara-gara Hujan Es, Warga Dekem di Rumah, Begini Tanggapan BNPB!

Akun Twitter @billydavideno merekam hujan es yang turun di sekitar Fatmawati.

Sementara @Bakti_MMNG memperlihatkan kejadian di Ciracas, Jakarta Timur.

Berkaitan dengan fenomena ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena ini terjadi lantaran Indonesia sedang mengalami masa transisi musim alias pancaroba.

Hal ini pun biasa terjadi di musim seperti ini.

"Fenomena hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Kejadian hujan es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," ujar Kepala Sub Bidang Informasi BMKG Hary Tirto Djatmiko kepada Tribunnews, Selasa(28/3/2017).

Lebih lanjut, fenomena langka ini sebetulnya diawali dengan beberapa tanda.

Hary mengatakan sehari sebelum hujan es terjadi, udara akan terasa panas dan gerah.

Hal ini lantaran radiasi matahari yang cukup kuat disertai dengan kelembaban udara yang cukup tinggi.

"Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis – lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu – abu menjulang tinggi seperti bunga kol," ujar Hary.

Selanjutnya, awan yang semula putih akan berubah menjadi abu-abu hitam alias awan Cumulonimbus.

Setelah itu, dahan atau ranting di pepohonan akan bergoyang cepat serta terasa sentuhan udara dingin di sekitar tempat tersebut.

Hujan yang pertama kali turun saat musim ini berupa hujan deras yang berlangsung tiba-tiba.

Tak cuma itu, kemungkinan hujan gerimis disertai angin kencang juga bisa terjadi.

(TribunWow.com/Dhika Intan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
JakartaBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)Hary Tirto Djatmiko
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved